VIVAnews - Wabah ulat bulu menyerang warga tujuh desa di Probolinggo, Jawa Timur. Tak hanya ribuan, jutaan ulat bulu yang membuat gatal bergelantungan di pepohonan, dan terancam masuk ke rumah-rumah warga.
"Tidur saya tidak tenang, jumlah ulat terlalu banyak, tidak karuan," kata salah satu warga Desa Clarak, yang diserang ulat bulu, seperti ditayangkan tvOne, Rabu 30 Maret 2011. Ditambahkan dia, kegiatan warga sehari-hari juga berkurang drastis, mereka sibuk membersihkan ulat-ulat itu.
Bagaimana cara menanggulangi wabah ulat bulu yang membuat bulu kuduk merinding ini?
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro mengungkapkan, pihaknya terus bahu membahu, melibatkan masyarakat menangani wabah ulat bulu itu. Di antaranya, menyemprotkan pestisida dan memangkas pohon-pohon yang diserang ulat.
"Tanamannya tidak mati, untuk mengurangi populasinya selain dilakukan penyemprotan juga harus dilakukan pemangkasan dan pohonnya bisa semi kembali," kata Wibowo Eko Putro saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu, 30 Maret 2011.
Untuk melokalisasi wabah ulat bulu, tidak hanya Probolinggo, alat pestisida juga dikirim ke empat daerah lain di Jawa Timur. "Untuk yang di Probolinggo distribusi alat penyemprot dan pestisida telah dilakukan sejak Februari lalu," lanjut Eko.
Sementara, jutaan ulat bulu bisa membuat gatal itu terus meluas di sejumlah wilayah. Jika sebelumnya di tiga kecamatan yakni, Leces, Bantaran dan Tegal Siwalan. Saat ini meluas hingga di Kecamatan Wonomerto dan Sumberasih.
Wibowo menguraikan, untuk menanggulangi wabah itu ada ribuan batang pohon yang harus dipangkas. Diantaranya, sebanyak 2.067 pohon di Kecamatan Leces, 3.464 pohon di Kecamatan Tegal Siwalan, 1.640 pohon di Kecamatan Bantaran dan 770 pohon di Kecamatan Sumberasih.
Selebihnya, Eko minta lima daerah penghasil mangga di Jatim, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan Gresik mewaspadai hama tersebut. Eko menjelaskan, di Probolinggo memang sering ada serangan ulat. Namun, kali ini terparah sepanjang sejarah.
Terkait itu Dinas Pertanian telah menerjunkan tim pengamat hama dan penyakit, serta pengendali organisme tumbuhan untuk menyelidiki dan mengantisipasi persebaran ulat bulu ke wilayah lain.
Lanjut Eko, dari sisi akademis, ulat bulu menyerang karena mereka memerlukan tempat untuk metamorfosis. Mengapa pohon mangga jadi sasaran? Menurut dia, pohon mangga memiliki kelembaban yang cocok, yang disukai ulat saat spesies itu berubah jadi kepompong.
Laporan Tudji Martudji | Surabaya
• VIVAnews "Tidur saya tidak tenang, jumlah ulat terlalu banyak, tidak karuan," kata salah satu warga Desa Clarak, yang diserang ulat bulu, seperti ditayangkan tvOne, Rabu 30 Maret 2011. Ditambahkan dia, kegiatan warga sehari-hari juga berkurang drastis, mereka sibuk membersihkan ulat-ulat itu.
Bagaimana cara menanggulangi wabah ulat bulu yang membuat bulu kuduk merinding ini?
Kepala Dinas Pertanian Jawa Timur, Wibowo Eko Putro mengungkapkan, pihaknya terus bahu membahu, melibatkan masyarakat menangani wabah ulat bulu itu. Di antaranya, menyemprotkan pestisida dan memangkas pohon-pohon yang diserang ulat.
"Tanamannya tidak mati, untuk mengurangi populasinya selain dilakukan penyemprotan juga harus dilakukan pemangkasan dan pohonnya bisa semi kembali," kata Wibowo Eko Putro saat dihubungi VIVAnews.com, Rabu, 30 Maret 2011.
Untuk melokalisasi wabah ulat bulu, tidak hanya Probolinggo, alat pestisida juga dikirim ke empat daerah lain di Jawa Timur. "Untuk yang di Probolinggo distribusi alat penyemprot dan pestisida telah dilakukan sejak Februari lalu," lanjut Eko.
Sementara, jutaan ulat bulu bisa membuat gatal itu terus meluas di sejumlah wilayah. Jika sebelumnya di tiga kecamatan yakni, Leces, Bantaran dan Tegal Siwalan. Saat ini meluas hingga di Kecamatan Wonomerto dan Sumberasih.
Wibowo menguraikan, untuk menanggulangi wabah itu ada ribuan batang pohon yang harus dipangkas. Diantaranya, sebanyak 2.067 pohon di Kecamatan Leces, 3.464 pohon di Kecamatan Tegal Siwalan, 1.640 pohon di Kecamatan Bantaran dan 770 pohon di Kecamatan Sumberasih.
Selebihnya, Eko minta lima daerah penghasil mangga di Jatim, Probolinggo, Pasuruan, Situbondo, Bondowoso dan Gresik mewaspadai hama tersebut. Eko menjelaskan, di Probolinggo memang sering ada serangan ulat. Namun, kali ini terparah sepanjang sejarah.
Terkait itu Dinas Pertanian telah menerjunkan tim pengamat hama dan penyakit, serta pengendali organisme tumbuhan untuk menyelidiki dan mengantisipasi persebaran ulat bulu ke wilayah lain.
Lanjut Eko, dari sisi akademis, ulat bulu menyerang karena mereka memerlukan tempat untuk metamorfosis. Mengapa pohon mangga jadi sasaran? Menurut dia, pohon mangga memiliki kelembaban yang cocok, yang disukai ulat saat spesies itu berubah jadi kepompong.
Laporan Tudji Martudji | Surabaya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar