Selasa, 24 Mei 2011
Di Jogjakarta, Para Pelajar Dilarang Cerdas & Jujur?
Sekarang, menurut kabar terakhir dari seorang gurunya, Elang sedang mogok sekolah. Ia pun ingin pindah ke sekolah baru.
Sayangnya, pindah sekolah belum tentu jadi solusi. Orangtua Elang, walaupun rajin bekerja, bukanlah orang yang kaya-raya. Pindah sekolah yang baru mungkin akan menambah masalah baru. (Kecuali kalau ada “orangtua asuh” yang tepat.)
Elang memang anak yang lain dari yang lain. Ketika perpustakaan sekolahnya kurang terurus, hanya dialah satu-satunya murid yang menyelinap masuk dan membaca semua koleksi buku di situ. Setelah semua buku perpustakaan dilahapnya, ia mulai meminjam buku kepada siapa saja, termasuk kepada gurunya. Semua jenis buku disantapnya, termasuk bacaan orang “dewasa”. (Eits, bukan bacaan porno, loh. Tapi buku-buku berat seperti filsafat dan karya sastra.)
Masalahnya, hanya di pelajaran bahasa si Elang mendapat nilai lumayan. Di semua pelajaran lain, terutama matematika, nilai-nilai tesnya hancur.
Sebenarnya, Elang bukanlah anak yang paling tolol dalam pelajaran-pelajaran tersebut di kelasnya. Namun, teman-temannya yang lebih bodoh itu berhasil mendapat nilai lumayan lantaran curang dengan cara nyontek sewaktu tes atau pun dalam mengerjakan PR. Akibatnya Elang, si murid cerdas yang jujur, mendapat nilai terendah di hampir semua pelajaran.
Jadi, apakah di Jogja yang konon “kota pelajar” ini murid-murid dilarang cerdas & jujur? Perlukah Elang pindah ke pulau “Laskar Pelangi” atau daerah lain di Indonesia yang lebih jujur dan mampu mendidik anak secerdas dia?
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar